Beberapa Macam Model Ekspansi Bisnis

Model Ekspansi Bisnis

Dalam dunia bisnis, seringkali diambil keputusan untuk melakukan ekspansi dengan berbagai latar belakang dan tujuan. Ekspansi bisnis merupakan upaya yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memperluas operasional, kehadiran, atau pengaruhnya di pasar atau wilayah tertentu. Ekspansi bisnis dapat melibatkan berbagai strategi dan taktik, tergantung pada tujuan dan sumber daya perusahaan.

Ekspansi bisnis adalah langkah strategis yang dapat memberikan peluang pertumbuhan dan meningkatkan daya saing perusahaan. Namun, perlu diingat bahwa setiap model ekspansi memiliki risiko sendiri, dan perencanaan yang cermat serta analisis pasar sangat penting sebelum mengambil langkah-langkah ekspansi.

Contoh Model Ekspansi Bisnis

Berikut ini adalah 3 contoh model ekspansi bisnis yang umum dilakukan:

Pembukaan Cabang atau Outlet Baru

Cabang atau outlet baru adalah unit tambahan dari bisnis yang dimiliki dan dioperasikan secara langsung oleh perusahaan induk (pemilik bisnis). Pemilik bisnis memiliki kendali langsung terhadap operasional dan keputusan yang diambil di cabang tersebut. Pembukaan cabang atau outlet baru dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pembukaan cabang atau outlet baru sering digunakan sebagai cara perusahaan untuk memperluas kehadirannya secara langsung dan mempertahankan kendali langsung atas operasi.

Perusahaan dapat memutuskan untuk membuka cabang atau outlet baru di lokasi yang berbeda. Hal ini dapat memperluas cakupan geografis dan dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas. Selain itu, dalam hal operasional, perusahaan induk memiliki kendali penuh terhadap operasional cabang. Kebijakan dan prosedur umumnya ditetapkan oleh perusahaan induk dan dijalankan secara konsisten di setiap cabang.

Salah satu keuntungan dari pembukaan cabang atau outlet baru adalah pendapatan dari cabang biasanya masuk ke perusahaan induk langsung. Tidak ada pembayaran royalti kepada pihak ketiga karena cabang dioperasikan secara internal. Selain itu, merek dan sistem bisnis dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan induk sehingga semua cabang beroperasi di bawah merek dan sistem yang sama.

Dalam kaitannya dengan hubungan antara cabang atau outlet dengan perusahaan induk, dukungan dan bimbingan disediakan langsung oleh perusahaan induk. Cabang dapat menerima arahan dan bimbingan secara langsung dari pusat operasional sehingga peran pihak ketiga tidak diperlukan.

Jenis ekspansi bisnis ini memerlukan modal yang cukup besar dari perusahaan induk. Namun demikian, perusahaan induk mendapatkan keuntungan sepenuhnya tanpa perlu melibatkan pihak lain.

Franchising

Model ekspansi bisnis dalam bentuk franchise merupakan bentuk model bisnis waralaba (franchise) di mana perusahaan memberikan hak kepada pihak ketiga (franchisee) untuk mengoperasikan bisnis dengan menggunakan merek, sistem, dan dukungan dari perusahaan asal (franchisor). Franchisee adalah pemilik independen dan bertanggung jawab atas operasional harian bisnis.

Hubungan kerjasama antara franchisor dengan franchisee dilakukan dalam bentuk pembayaran biaya dari franchisee kepada franchisor. Franchisee membayar biaya awal (fee masuk) kepada franchisor untuk mendapatkan hak operasional dan dukungan. Selain itu, mereka mungkin juga membayar royalti berkelanjutan berdasarkan pendapatan yang diperoleh.

Kepemilikan merek dan sistem bisnis dalam ekspansi bisnis model franchise dimiliki oleh franchisor. Franchisee diberikan hak untuk menggunakan merek dan sistem tersebut sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam perjanjian franchise. Selain itu, dalam operasional hariannya, franchisee memiliki kendali operasional atas bisnisnya sendiri. Meskipun terdapat pedoman dan standar yang ditetapkan oleh franchisor, sebagian besar keputusan harian diambil oleh franchisee.

Dalam masa persiapan ekspansi bisnis franchise ini, franchisor menyediakan dukungan, pelatihan, dan bimbingan kepada pihak franchisee. Dukungan dan bimbingan ini berupa pelatihan operasional, dukungan pemasaran, dan juga bantuan teknis. Pihak franchisee umumnya hanya perlu menyediakan sumber daya manusia dalam masa persiapan ekspansi bisni franchise ini. Dengan demikian, model ekspansi bisnis franchise memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya dengan lebih cepat tanpa memerlukan modal besar. Di lain pihak, model ekspansi bisnis ini membuka peluang bagi individu untuk memiliki bisnis mereka sendiri.

Joint Venture

Ekspansi bisnis melalui joint venture (JV) adalah salah satu strategi di mana dua atau lebih perusahaan memutuskan untuk bekerja sama dan berbagi tanggung jawab dalam suatu proyek atau kegiatan bisnis. Dalam joint venture, setiap perusahaan tetap berdiri sendiri, tetapi mereka membentuk entitas bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam menjalankan model ekspansi bisnis ini, pemilihan mitra yang cocok dan memiliki visi serta tujuan yang sejalan sangat penting. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan mitra adalah keahlian, sumber daya, budaya perusahaan, dan komitmen jangka panjang. Selain itu, perlu ditentukan struktur kepemilikan dan manajemen sejak awal kerjasama. Misalnya, bentuk perusahaan patungan setengah-setengah atau salah satu pihak akan memiliki saham mayoritas. Pembagian tanggung jawab dan kendali juga perlu diatur sejak awal untuk menghindari timbulnya konflik di kemudian hari.

Pada awal dimulainya kerjasama, perlu ditentukan tujuan dan lingkup dari joint venture. Misalnya untuk mengembangkan produk baru, memasuki pasar baru, atau mencapai efisiensi operasional. Memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin dicapai adalah kunci keberhasilan JV. Untuk memfasilitasi poin-poin ini, perlu disediakan perjanjian kerja sama yang rinci dan komprehensif yang mencakup aspek-aspek seperti hak dan tanggung jawab masing-masing pihak, pembagian laba dan kerugian, hak kepemilikan intelektual, dan prosedur untuk mengakhiri JV.

Dalam keberjalanannya, joint venture dapat mengalami masalah. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan untuk mengatasi risiko dan krisis yang kelak mungkin terjadi. Selain itu juga diperlukan penentuan strategi untuk menangani situasi tidak terduga dan konsekuensi dari potensi ketidaksepakatan antar pihak-pihak terkait.

Salah satu yang perlu dibangun dan terus dikembangkan dalam model ekspansi bisnis Joint Venture adalah struktur komunikasi yang efektif sehingga diharapkan budaya organisasi kedua perusahaan dapat berintegrasi secara harmonis.

Untuk memastikan model ekspansi bisnis model Joint Venture ini berjalan dengan baik, perlu ditentukan metrik dan kriteria untuk mengevaluasi kinerja JV secara berkala. Sehingga hal ini diharapkan dapat membantu untuk memastikan bahwa JV terus memberikan nilai tambah yang diinginkan.

Keberhasilan joint venture sering kali bergantung pada perencanaan yang matang, komunikasi terbuka, dan manajemen yang efektif. Dengan merencanakan dan mengevaluasi dengan cermat, ekspansi bisnis melalui joint venture dapat menjadi cara yang efektif untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih besar.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *